Menikmati perjalanan dibawah guyuran hujan lebat menjadi sensasi tersendiri saat menjelajahi Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai ( TNRAW) Sulawesi Tenggara. Butiran-butiran hujan berjatuhan membentuk harmoni alam.
Sepanjang memang menjadi surga hutan mangrove yang menjadi habitat ekosistem perairan laut.
Bentang hutan mangrove mulai dari muara Sungai Roraya sampai Sungai Langkowala dengan luas 6.173 ha atau 5,87% dari total luas kawasan TNRW seluas 105.000 Ha. Kawasan ini memiliki garis pantai terluar sepanjang lebih dari 24 km dan ketebalan 2-7 km.
Di balik hamparan bakau inilah nelayan Muara Lanowulu melakukan aktivitas pemanfaatan, khususnya pada areal-areal yang ditetapkan sebagai zona tradisional Taman Nasional.
Nelayan yang membangun tempat tinggal sementara di Muara Lanowulu adalah nelayan tradisional yang didominasi suku pendatang Bugis.
Selebihnya adalah nelayan suku Tolaki (suku asli). Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat Muara Lanowulu umumnya bekerja sebagai nelayan penangkap udang, kepiting dan petani rumput laut. Sedangkan penangkapan ikan hanya untuk konsumsi sendiri.
Kawasan mangrove TNRAW berjajar di muara Lanowulu secara administratif berada di Desa Tatangge, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan. Lokasi ini berjarak ± 120 km dari Kota Kendari dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama ± 2,5 jam. Jalan utama yang dilalui merupakan jalan poros propinsi yang kondisinya cukup bagus. Kondisi jalan Kendari-Lanowulu semuanya telah beraspal, bisa menjadi pilihan menarik berpetualang sembari menikmati hawa sejuk hutan tropis di jasirah Tenggara Sulawesi.