Kayu Log Papua, Foto : Telapak
Jakarta, Greenpress-Pembukaan lahan gambut dan hutan memberikan kontribusi signifikan terhadap perubahan iklim,mengancam habitat alami spesies langka serta pelanggaran aturan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam sehingga rentan konflik sosial.
Hal tersebut diungkapkan sejumlah aktivis lingkungan dalam sebuah media briefing di Jakarta setelah kapal Greenpeace Rainbow Warrior ditolak masuk oleh pemerintah Indonesia untuk alas an yang jelas.
Berdasarkan catatan Greenpeace, deforestasi berkontribusi sekitar seperlima emisi gas rumah kaca global.
Menurut Bustar Maitar, Jurukampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, pemerintah RI harus segera mengimplementasikan moratorium. “Mengakhiri deforestasi harus menjadi strategi global untuk mengatasi perubahan iklim, karena mempunyai potensi besar untuk secara cepat mengurangi emisi gas rumah kaca,”jelasnya.
Hal senada juga disampaikan, Berry Nahdian Forqan, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Menururnya, moratorium hutan merupakan salah satu solusi terbaik mengatasi dampak perubahan iklim dan menyelamatkan spesies yang terancam punah akibat dampak perubahan iklim.
“Hari ini kami menyediakan kriteria minimum dan indikator untuk moratorium yang efektif yang diakui organisasi masyarakat sipil kepada pemerintah. negosiasi Norwegia dengan Indonesia untuk mengakhiri kerusakan hutan dan melindungi lahan gambut,”tandasnya.