Semarang, GreenPress-Melihat data-data proses pemanasan global dalam tiga abad terakhir, sejumlah bukti nyata ditemukan bahwa pemanasan global meningkat seiring perkembangan industri. Budaya industri membuka kran pemanasan global. Oleh karena itu kehadiran bakau, terumbu karang, hutan-hutan secara langsung menjaga kondisi bumi.
Hal tersebut disampaikan, R.Riza Damanik Sekretaris Jenderal KIARA (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan) , melalui siaranpersnya yang diterima Green Press. Diungkapkan,dalam perenungan makna Hari Bumi, KIARA Layar Nusantara, YLBHI-LBH Semarang, Komunitas Prenjak bersama sejumlah nelayan dan petambak tradisional berencana memperingati Hari Bumi dengan penanaman bakau di Pulau Tirang, Semarang serta menggelar aksi teatrikal bersama Komunitas Seniman Omah Piring. Kegiatan tersebut berlangsung pada 22 April 2010, sejak pukul 08.00 WIB sampai selesai.
M.Riza Damanik mengatakan,semangatnya adalah menjaga keharmonisan hidup antara alam dan manusia. Manusia harus menerima dan menghargai alam, tentu dengan tradisi dan adat masing-masing. Rezeki bersumber dari laut akan selau memberkahi hidup nelayan dan umat manusia. Dengan demikian, kegiatan memungut hasil laut sepatutnya tidak dilakukan secara berlebihan, apalagi berpola industri eksploitatif.”
Di Jawa Tengah, terhitung 41 titik bencana akibat reklamasi pantai, pembuangan limbah cair dan padat, pembabatan bakau penyedotan pasir hingga pembelokan sungai yang menghidupi rakyat banyak. Pulau Tirang terancam tenggelam akibat abrasi. Tambak rakyat di Mangunharjo dan Tugurejo amblas. Di Jepara, 25 jaring perahu tradisional tertabrak kapal pengakut batubara milik PLTU Jepara.
“Penyelenggara negara perlu sadar bahwa sumbangan segenap rakyat terhadap pemeliharaan dan penjagaan alam sekitar melalui budaya merupakan sikap positif yang sudah tentu menjadi begitu berkesan dan bermakna terutama di masa mendatang,“ papar Riza.
“Penting bagi penyelenggara negara untuk segera menyadari dan menghentikan kekeliruan model pembangunan eksploitatif yang menghancurkan bumi dan meminggirkan rakyat. Rakyat telah menjalankan perannya semaksimal mungkin untuk melakukan pemeliharaan dan penjagaan kelestarian alam sekitar melalui tradisi bahari yang dihayati di pelbagai penjuru Nusantara,”ujarnya.
Menurut KIARA, sudah saatnya upaya positif rakyat ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan, pertama, mengoreksi pelbagai kebijakan publik terkait pengelolaan sumber daya alam yang merusak bumi dan sarat pelanggaran HAM; kedua, mengadopsi model pengelolaan sumber daya alam lestari yang dijalankan masyarakat; dan ketiga, menindak tegas perusak lingkungan hidup dengan hukuman yang seberat-beratnya. (Marwan Azis).