Jakarta, Greenpress- Nestle, perusahaan multinasional yang berpusat di Vevey, Swiss yang bergerak dalam bidang pembuatan makanan termasuk pembuatan cokelat yang cukup terkenal Kitkat ditenggerai terkait perusahaan hutan dan lahan gambut di Indonesia.
Laporan terbaru Greenpeace yang diterima BeritaLingkungan.com (18/3) menunjukkan Nestle menggunakan minyak kelapa sawit yang berasal dari perusakan hutan dan lahan gambut Indonesia dalam produk seperti Kitkat, yang juga menggiring orangutan yang sudah terancam menuju kepunahan dan memperparah perubahan iklim.
Laporan Greenpeace berjudul “Caught Red-Handed (Tertangkap Basah)” menunjukkan bagaimana Nestle mendapat pasokan minyak kelapa sawit dari suplier, termasuk produsen terbesar dan paling merusak – Sinar Mas Group. Sebagai produsen terbesar Indonesia, Sinar Mas terus melakukan ekspansi pada lahan gambut dan hutan alam, termasuk habitat orangutan. Sinar Mas juga pemilik Asia Pulp and Paper (APP), perusahaan pulp and paper terbesar Indonesia.
Laporan ini diluncurkan menyusul beberapa upaya sebelumnya untuk membujuk Nestle membatalkan kontrak dengan Sinar Mas. Terakhir, pada Desember, Greenpeace mengirim surat ke Nestle beserta bukti Sinar Mas melanggar hukum Indonesia dan mengabaikan komitmen mereka sebagai anggota Organisasi Minyak Sawit Berkelanjutan (Round Table on Sustainable Palm Oil – RSPO), badan yang didirikan untuk membuat industri sawit berkelanjutan. Bukti menunjukkan bahwa perusakan hutan oleh Sinar Mas terus terjadi.
Menurut Bustar Maitar, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, Sinar Mas tidak hanya bertanggung jawab terhadap terus berlangsungnya perusakan terhadap keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi ekspansi besar-besaran perkebunan mereka juga mengancam kehidupan jutaan masyarakat yang hidupnya tergantung pada hutan.
“Perusahaan besar lainnya telah melakukan sesuatu terhadap hal ini, tetapi Nestle terus menutup mata terhadap perilaku buruk pemasoknya, ini saatnya Nestle membatalkan kontrak dengan Sinar Mas dan mendukung penghentian perusakan hutan dan lahan gambut,”ujar Bustar. (Marwan).