Jakarta, BERLING- Greenpeace menobatkan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama sebagai pemimpin negara yang dianggap paling gagal dalam menyediakan kepemimpinan yang diperlukan untuk memastikan tercapainya perjanjian yang adil, ambisius dan mengikat.
Penobatan itu dilansir dalam sebuah buku berjudul”Panduan Politik Iklim” yang diluncurkan Greenpeace dalam pertemuan iklim PBB di Barcelona pekan lalu,
Hal tersebut disampaikan Media Campaigner Geenpeace, Arie Rostika Utami, lewat siaran persnya yang diterima BeritaLingkungan.com. Detail buku panduan politik iklim tersebut bisa diakses di situs resmi Greenpeace http://www.greenpeace.org/climate-politics-guide.
Dalam panduan ini juga terdapat rincian posisi para pemimpin negara termasuk Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang kemungkinan akan mewujudkan atau justru menggagalkan perjanjian iklim di Kopenhagen Desember mendatang.
Posisi mereka di analisa dari aspek penurunan emisi, mekanisme finansial, perlindungan hutan, kerangka kerja legal dalam rangka pertemuan Kopenhagen, dan langkah nyata mereka dalam menurunkan emisi di dalam negeri. (Marwan Azis)