Jakarta, Greenpress-Tak seperti biasanya,Greenpeace yang selama ini dikenal aksi kreatifnya dalam menyuarakan berbagai isu lingkungan, kali ini tampil dengan menyediakan wahana bagi pelaku kunci industri kelapa sawit Indonesia guna menggalang mereka dalam mendukung jeda atau moratorium deforestasi.
Bagi Greenpeace, moratorium bagi semua bentuk konversi hutan termasuk penebangan komersil sangat dibutuhkan guna mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia, menjaga keanekaragaman hayati yang kaya serta melindungi penghidupaan jutaan orang di seluruh Indonesia yang merupakan bagian dari masyarakat yang bergantung pada hutan.
Dialog bertajuk “Dapatkah Industri Kelapa Sawit Menghentikan Deforestasi di Indonesia” bertempat di Hotel Borobudur,Jakarta (26/8) dihadiri oleh puluhan produsen dan pemasok besar termasuk Unilever, Sinar Mas beserta perwakilan pemerintah dari Departemen Pertanian penasihat senior Program Aceh Hijau dan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS).
Menurut Bustar Maitar Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, industri menginginkan kelapa sawit dari sumber yang berkelanjutan. Namun kenyataan di lapangan mengaibakan kelestarian lingkungan, penggundulan hutan terus terjadi dan masyarakat terus menderita akibat tata kelola buruk serta eksploitasi oleh perusahaan kelapa sawit yang tidak bertanggung jawab. “RSPO telah membuktikan bahwa mereka belum dapat menyelesaikan masalah yang mendesak ini. Moratorium dapat menyediakan ruang yang dibutuhkan bagi industri, pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama demi sebuah solusi jangka panjang,” kata Bustar Maitar, juru kampanye hutan Asia Tenggara yang juga hadir dalam acara itu.
Dijelaskan, moratorium hutan merupakan salah pilihan strategis yang mesti didukung oleh pemerintah Indonesia dan indutri sawit untuk menghentikan penghancuran hutan, dengan cara menyediakan waktu dan ruang yang dibutuhkan untuk membangun jaringan kawasan fungsi lindung serta kawasan yang diperuntukkan untuk penggunaan hutan yang bertanggung jawab secara ekologis dan berkeadilan sosial.
Unilever Dukung Moratorium
Menurut informasi yang dilansir Media Campangner Greenpeace Asia Tenggara, Adhityani Arga, sejumlah perusahaan-perusahaan pengguna kelapa sawit terbesar di dunia telah menggeser posisi kebijakan mereka dan menyatakan dukungan mereka terhadap moratorium deforestasi. Salah satu perusahaan pengguna kelapa sawit terbesar di dunia, Unilever, telah menyatakan dukungannya secara terbuka terhadap moratorium deforestasi akibat perluasan kelapa sawit di Indonesia.
Unilever menyadari bahwa menangguk laba di atas pengrusakan hutan bukanlah cara berbisnis yang baik dan akan mengakibatkan adanya beban “karbon” yang semakin hari semakin dianggap sebagai beban dan risiko investasi.
Saat ini Unilever sedang melakukan negosiasi dengan beberapa perusahaan multinasional di bidang makanan, kosmetik serta bahan bakar nabati demi membangun koalisi di antara mereka guna mendukung moratorium.
Industri kelapa sawit di Indonesia seharusnya merespon kemungkinan terjadinya penolakan pasar, khususnya dari Eropa, dan menggunakan kesempatan ini untuk meletakkan landasan bagi terwujudnya kelapa sawit dari sumber berkelanjutan sesuai dengan permintaan pasar.
“Industri kelapa sawit sudah seharusnya tidak lagi menangguk laba dari lemahnya tata kelola, tetapi tampil sebagai solusi bagi pembenahan tata kelola yang dibutuhkan. Pemerintah sebaiknya menanggapi seruan pihak industri dengan segera menerapkan moratorium deforestasi di seluruh Indonesia”,harap Bustar.(Marwan)