Kendari,-Sekitar 561,75 hektar sawah di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami puso akibat bencana banjir. Sawah yang mengalami puso berada di dua kabupaten yakni 251 hektar di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan sekitar 310,75 hektar berada di Kabupaten Konawe. Hal itu diungkapkan Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Dinas Pertanian Sultra, Ir Akbar MSi di ruang kerjanya kemarin.
Meski terjadi puso, namun ia mengatakan hal itu tidak akan memberi dampak yang signifikan terhadap produksi padi secara keseluruhan di Sultra. Pasalnya, kehilangan produksi padi akibat puso hanya sebagian kecil saja. Untuk Konsel, hanya sekitar 2,22persen dari luas tanam sekitar 11.286 hektar. Sedangkan di Konawe, hanya sekitar 2,5 persen dari luas tanam 12.153 hektar.
“Dikaitkan dengan produksi, saya kira ini tidak akan berpengaruh. Sebab, kehilangan ini bisa inklusif dengan kehilangan akibat organisme pengganggu tumbuhan atau OPT yang kini mengalami penurunan. Sehingga, tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap produksi padi secara keseluruhan di Sultra,” jelasnya seperti dilansir Kendari Pos.
Menurut Akbar, tingkat serangan OPT mengalami penurunan cukup drastis. Salah satu OPT yang memiliki serangan paling tinggi, adalah tikus. Namun, serangannya hanya sekitar 0,2 persen saja. Padahal, biasanya tingkat serangan hama ini cukup tinggi, karena bisa menyebabkan kehilangan produksi padi antara 4 sampai 5 persen. Jika dikalkulasi, maka kehilangan produksi akibat OPT masih lebih tinggi dibanding kehilangan produksi karena banjir.
“Untuk serangan OPT lainnya, masih masuk dalam kategori ringan,” kata Akbar. Selain itu, produksi padi juga masih didapatkan dari daerah lain yang tidak terkena puso. Misalnya, di Kabupaten Kolaka dan Bombana. Ia juga mengatakan, para petani yang lahannya terkena puso akan mendapatkan bantuan benih padi. Total bantuan benih yang bakal disalurkan, sekitar 16.740 kilogram. (yen/kenpos)