Makassar, Greenpress – Kendati seminar rancangan undang-undang (RUU) pengendalian kebakaran hutan di gelar di Sulawesi Selatan (Sulsel), namun tak berarti kebakaran hutan di daerah ini tinggi. Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel, tahun 2007, luas kebakaran hutan dan lahan hanya 118 hektar.
Jumlah ini menurun dibanding tahun 2006, yang mencapai 1.556 hektar. “Kebakaran hutan umumnya terjadi di daerah tengah dan utara Sulsel,” kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel, Andi Idris Syukur dalam makalanya di ruang pola Kantor Gubernur Sulsel, Sabtu(28/6).
Katanya, berdasarkan penafsiran citra landsat (land satelit), 32,17 dari luas hutan Sulsel mengalami degradasi atau setara dengan 23.341-33.951 hektar per tahun. Akibatnya, 682.784,29 hektar menjadi lahan kritis.
Dengan rincian dalam kawasan hutan 369.956,54 hektar dan luar kawasan hutan 312.827,74 hektar. Dampak negatif yang terjadi antara lain banjir, di musim kemarau, kekeringan panjang di musim kemarau, menurunnya suplai energi PLTA, air baku PDAM, dan suplai air irigasi.
Secara umum, katanya, kebakaran hutan yang terjadi berulang-ulang setiap tahun di Sulsel adalah kebakaran bawah (lantai hutan), terjadi dalam kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi.
Kebijakan pengendalian kebakaran hutan, antara lain peringatan dini, kampanye, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan apel siaga, penyiagaan peralatan, penyampaian informasi hot spot ke kabupaten/kota, mobilisasi sumber daya manusia, mobilisasi peralatan, penyelidikan dan penyidikan, dan rehabilitasi.(Andi.A.Effendy)