Tawaran asas Soliasisme dari tim perumus di komisi organisasi, menulai penolakan dari peserta Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) X Wahana Lingkungan Hidup di Jogjakarta.
“Sosialisme Indonesia itu merangkum tiga hal, yaitu Pancasila, UUD 45 dan gotong royong, ” ujar Ridha Saleh, salah satu tim perumus yang juga anggota Komnas HAM. Menurut Ridha, persoalan asas ini merupakan persoalan yang baru dibahas dalam PNLH X Walhi. “Sebelumnya secara historis persoalan ini belum pernah dibahas di Walhi,” tegasnya seperti dilansir situs Satudunia.
Sementara itu, menurut Jhonson Pandjaitan yang juga anggota tim perumus mengatakan bahwa kontruksi dari sosialisme Indonesia adalah kedaulatan ada di tangan rakyat secara merata. “Kedaulatan rakyat harus merata di semua segmen masyarakat bukan seperti sekarang ini yang hanya dimiliki oleh sebagaian kecil kelas masyarakat saja,” ujarnya.
Namun tawaran asas Sosialisme Indonesia itu sontak mendapat penolakan dari anggota sidang komisi organisasi PNLH X Walhi. “Belum pernah ada yang namanya sosialisme Indonesia,” ujar mantan Dewan Nasional Walhi Nico. Menurutnya, Walhi memiliki anggota yang beragam latar belakang ideologi. “Jadi tidak bisa dipaksakan menjadi satu asas tunggal. Kalau Walhi memakasakan asas tunggal Sosialisme Indonesia, lantas apa bedanya Walhi dengan Soeharto,” tegasnya.
Peserta dari Aceh juga bersikeras menolak tawaran asas Sosialisme Indonesia. “Asas itu mengundang banyak perdebatan, jadi mengapa tidak kembali saja ke asas Pancasila,” ujar salah satu peserta yang berasal dari Aceh.
Menurutnya, Pancasila sudah merangkum banyak asas yang ada dan tumbuh di masyarakat. Berbagai tawaran asas baru pun bermunculan di dalam sidang komisi tersebut. Tawaran itu diantaranya adalah asas sosialisme (tanpa diikuti kata Indonesia), Sosialisme-Religius, Pancasila, Nasionalisme-Pluralisme-Tradisional dan sebagainya, namun hingga berita diturunkan peserta PNLH belum menemukan titik temu tentang asas yang akan digunakan WALHI kedepan.(Marwan)