KALIANDA,Greenpress-Penggalangan kekuatan berupa donasi publik untuk menolak PP No 2 Tahun 2008 yang dilakukan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) sejak 4 Februari 2008 hingga kini sudah terkumpul sekitar Rp 34 miliar dan akan terus dilakukan hingga enam bulan ke depan.
“Dana itu akan kami sumbangkan kepada Negara melalui Departemen Keuangan. Negara sedang membutuhkan dana sampai-sampai mengizinkan pembukaan hutan lindung untuk pertambangan kepada 13 perusahaan pertambangan dengan tarif sangat murah Rp 300 per meter per tahun,” ujar Direktur Eksekutif Walhi Nasional Chalid Muhammad, Minggu (13/4) pada acara peringatan Hari Bumi di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, Lampung Selatan.
Chalid mengatakan, upaya penggalangan donasi publik merupakan upaya Walhi mengajak masyarakat menolak upaya pemerintah merusak hutan lindung lebih luas lagi. Walhi menyebutkan, laju kerusakan hutan di Indonesia yang sudah mencapai 2,7 juta hektar per tahun. Sehingga upaya tersebut sekaligus sebagai penegasan, masyarakat umum juga memiliki kemampuan mengelola hutan.
Walhi menyebutkan, sampai sekarang komitmen berupa donasi publiK yang masuk ke Walhi sudah sebesar Rp 34 miliar. “Donasi publik itu berasal dari individu-individu, seniman, ibu rumah tangga, anggota parlemen, seniman, dan juga kelompok-kelompok agama yang peduli kelestarian hutan, ” kata Chalid seperti dikutip Kompas.
Walhi yakin dukungan penolakan kebijakan pemerintah melalui donasi publik itu akan terus membesar. Walhi akan membuka dukungan donasi itu hingga enam bulan ke depan. Walhi merencanakan, donasi publik yang terkumpul akan diserahkan kepada Departemen Keuangan.
Menurut Chalid, upaya penolakan tegas semacam itu lebih merupakan tekanan politik kepada pemerintah untuk membatalkan kebijakan pengelolaan hutan lindung yang membolehkan 13 perusahaan pertambangan membuka hutan lindung. Walhi yakin, upaya tersebut jauh lebih berhasil daripada memakai jalur penolakan melalui judicial review di Mahkamah Agung (MA). “Pengadilan kita sedang sakit, penuh korupsi. Cara melalui tekanan semacam ini akan jauh lebih efektif,” katanya.(HLN/Kompas/WAN)