Makassar, Greenpress. Pada era globalisasi saat ini dibutuhkan hasil-hasil produk pertanian yang memiliki daya saing tinggi artinya produk yang bisa diterima oleh lingkungan dan tubuh kita. Pertanian organik adalah produk yang dibutuhkan saat ini menuju pasar global dengan daya saingnya.
Pertemuan bersama untuk dapat membahas tentang pertanian organik, manfaat, cara mendapatkan dan pemasarannya. Atas dasar itulah, The Green Foundation (Yayasan Hijau) dan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan & Hortikultura Propinsi Sulawesi Selatan.
Dalam memanfaatkan moment ini untuk dapat mensosialisasikannya bagi masyarakat Sulsel pada umumnya dan petani pada khususnya, demikian dijelaskan Direktur Eksekutif Green Foundation Sulsel, Husniaty. kepada Greenpress Network usai pembukaan Workshop “Pertanian Organik Menuju Produk yang Berdaya Saing Tinggi,” dihotel Metro Makassar (9/4). Pada Workshop ini dihadiri oleh Wakil Bapedda Sulsel, Rusli dan beberapa peserta dari unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), masyarakat petani, unsur Perguruan Tinggi, pegawai pada lingkup Dinas Pertanian se Propinsi Sulsel, penyuluh pertanian
Menurut Husniaty sangat diharapkan untuk ditindak lanjuti di beberapa kabupaten di Sulsel yang dianggap mampu untuk dapat mengadopsi program ini serta mengembangkannya di daerah masing-masing dalam rangka peningkatan produk unggulan daerah yang memiliki daya saing dan kualitas yang tinggi,serta dapat menyelamatkan lingkungan paparnya.
.
“Dengan maksud menguatkan pemahaman masyarakat tentang pupuk organic, cara membuat/mendapatkan, hasil dan manfaatnya bagi petani, hasil dari workshop ini nantinya diharapkan masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya dapat memperoleh informasi yang cukup tentang produk-produk organic.” jelas Husniaty.
Ditambahkan pula bahwa cara membuat serta dimana dapat memperoleh pupuk organik dan memperoleh manfaat bagi diri serta lingkungan sekitar. Sisi lainnya adalah hubungan antar pemerintah dan petani bisa lebih baik dengan adanya upaya sosialisasi serta informasi-informasi terbaru tentang produk-produk organic dan pemasarannya. Dan adapun yang menjadi entry point workshop ini adalah: Pupuk organik murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani, mengurangi dampak negatif pada lahan secara fisik, kimiawi dan biologi untuk meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi resistensi dan persistensi hama dan penyakit akibat penggunaan pestisida dengan mengarahkan pada pengendalian hayati dan pestisida hayati, meningkatkan kesehatan lingkungan ekosistem pertanian utamanya petani dan konsumen, mengurangi ketergantungan petani terhadap sarana produksi dari luar dengan memamfaatkan sumber daya lokal, serta melibatkan petani dalam keputusan penentuan harga dan kebijakan pertanian.. Meningkatkan kesejahteraan petani.
Pada kesempatan ini pembawa materi Bali Organic Association ( BOA). Ni Luh Kartini menjelaskan bahwa pertanian organik merupakan pilihan pertanian masa depan yang berpedoman pada alam, menyesuaikan diri pada alam, dan mengikuti hukum-hukum alam. untuk jangka panjang merupakan pertanian masa depan yang aman, ujarnya.
” Pertanian organik juga merupakan suatu sistem pertanian yang bukan hanya meniadakan pemakaian pupuk dan pestisida kimia, tetapi lebih mengarah pada sistem pertanian yang mempunyai kemerdekaan dan kemandirian bagi petani, keselarasan dengan alam dan kesehatan manusia. Sistem pertanian organik merupakan kombinasi teknik pertanian tradiosional dengan ilmu pengetahuan pertanian yang terus berkembang,” jelas Kartini.
Menurut Kartini adapun kendala pelaksaan pertanian organik yaitu masih rendahnya pengertian, kesadaran dan pengetahuan produsen (petani) dan komsumen terhadap akan bahaya dan resiko produk-produk pertanian dari pertanian konvesional yang lebih mengutamakan penggunaan bahan kimia sintetik dan pengaruhnya terhadap kualitas air dan lingkungan. Dan pemerintah hal ini baik pada tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai pengambil kebijakan masih susah dapat merubah para petani dalam hal merubah dari cara pertanian tradisional menjadi pertanian organik. ( Andi Ahmad)