Olimpiade Beijing
Jakarta – Tak sembarang orang bisa menjadi pembawa obor Olimpiade Beijing 2008. Ada kriteria khusus untuk bisa menjadi pengiring api abadi tersebut. Apa? Karena mengusung tema “Green Olympic” maka Coca-Cola selaku presenting partner Olimpiade Beijing 2008 memutuskan untuk memilih enam orang individu yang memiliki komitmen tinggi dalam usaha pelestarian lingkungan. Bahkan keenam orang tersebut bukan berasal dari kalangan atlet.
“Tema Olimpiade kali ini adalah ‘Green Olympic’ dan tiba di Jakarta pada tanggal 22 April, bertepatan dengan Hari Bumi Sedunia. Pemilihan keenam orang itu diharapkan mampu menularkan semangat peduli lingkungan kepada masyarakat Indonesia dan dunia sejalan dengan semangat ‘Green Olympic'” tandas Corporate Affairs Director Coca-Cola, Titie Sadarini, dalam konferensi pers di International Sports Club Indonesia, Ciputat, Selasa (18/3/2008).
“Dipilihnya kalangan yang selain atlet karena Olimpiade bukan merupakan milik atlet saja melainkan milik semua orang. Hal ini untuk membuat publik ikut merasakan semangat dan perayaan Olimpiade. Kami juga ingin orang Indonesia ikut merasakan excitement-nya karena ini merupakan pertama kali obor melintasi Jakarta,” imbuhnya.
Keenam sosok itu adalah mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim, Valerina Daniel, Nugie, Nirina Zubir, Tri Mumpuni, dan Azhar Idris. Keenamnya dipilih karena dianggap sebagai simbol kepedulian yang kuat mengenai pentingnya pelestarian lingkungan hidup.
Valerina Daniel merupakan duta lingkungan hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kerap menulis artikel mengenai lingkungan. Sementara Nugie kerap aktif dalam organisasi-organisasi lingkungan hidup dan pernah menulis lagu bagi Konferensi PBB untuk perubahan iklim.
Adapun Nirina pernah berperan aktif bersama WWF-Indonesia (World Wild Fund for Nature) dalam kampanye penyelamatan lingkungan. Sedangkan dua orang lainnya, Tri dan Azhar, merupakan local hero dalam pelestarian lingkungan di Indonesia.
Tri membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang bersumber kepada air dan usahanya itu telah berhasil menerangi beberapa wilayah yang belum dialiri listrik. Sedangkan Azhar merupakan orang yang memprakarsai penanaman kembali 30 hektar pohon bakau di pesisir pantai pasca Tsunami di Aceh.
“Yang saya harapkan event ini tidak hanya sportif di olahraga, tetapi juga sportif kepada lingkungan hidup. Jadi manusia yang sudah mengambil dari bumi harus sportif dengan kembali memperbaikinya. Apa yang diambil dari bumi akan dikembalikan ke bumi,” tukas Valerina.
Keenam orang tersebut akan tergabung di dalam rombongan 80 orang yang akan menjadi pengawal obor limpiade selama di Jakarta. Rencananya, 60 orang di antaranya merupakan atlet-atlet yang pernah memperkuat Indonesia di Olimpiade. (din/a2s/detikSport)
Lingkungan dan sportivitas. Apakah layak tri mumpuni mewakili sosok yang sportif? Bagi orang-orang yang tahu seluk beluk mikrohidro, sudah menjadi rahasia umum, bahwa klaim tri mumpuni sebagai penemu teknologi mikrohidro, klaim telah membangun 60 mikrohdro, klaim membangun rakyat patut di verifikasi lebih lanjut? Tri mumpuni tidak pernah transparan dimana dia membuat peralatan mikrohidro tersebut? Darimana dia mendapatkan dana untuk membangun? Berapa biaya pembangunan mikrohidro yang sebenarnya? Berapa keuntungan yang dia keruk dari menjual kemiskinan bangsa berkedok mikrohidro dengan dalih bantuan luar negeri? Bagaimana organisasi ibeka menghidupi dirinya dengan program-program mikrohidro dengan anggaran yang sangat fantastis?