Aku mau presiden baru..
Yang pandai bekerja bukan hanya janji
Aku mau presiden baru bela rakyat……
Yang punya ketegasan pada pemimpin.
Bali-Sekelumit kritik sosial yang dilancarkan musisi yang dikenal konsen pada lingkungan hidup, Franky Sahilatua. Lagu yang dinyanyikan di Kampung CSF pada acara COP 13, Jumat (7/12), Bali. Dalam seruan damai ini merupakan gerakan sosial yang sering dilancarkan oleh Franky dalam setiap aksi panggungnya.
“Kita mengetahui bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi semakin luas karena kekuasaan para rezim yang tidak mengenal lingkungan, sehingga membuat lingkungan semakin parah. Hutan dibabat tanpa mengenal habitat dan kearifan yang ada di dalamnya,” kata Franky.
Bagi Franky, Indonesia harusnya tidak merasa bangga dengan menjadi konferensi besar tingkat dunia di Bali ini. Adanya acara COP 13 di Bali ini merupakan sebuah wujud representasi dari dunia bahwa Indonesia merupakan salah satu negara pengerusak hutan.
“Kebiasaan negara ini kan selalu bangga dengan menjadi tuan rumah dalam acara tingkat dunia. Tapi untuk kali ini acara COP 13 di Bali ini merupakan sebuah nilai yang tak baik dari negara dunia tentang Indonesia memiliki peran sebagai pengerusak lingkungan dengan hutannya yang mulai gundul,” tukas musisi Jawa Timur ini.
Seperti diketahui, lanjut Franky, selama ini kita selalu menerima saja di pojokan oleh negara maju. Contohnya Amerika yang tidak punya hutan kerakyatannya lagi seperti Indonesia. Tapi dia begitu arogan dengan mengatakan Indonesia merupakan negara yang tidak bisa menjaga hutan-hutannya.
Untuk itu adalah harga mati bahwa gerakan bersama untuk mengatasi perubahan iklim merupakan tanggung jawab seluruh negara bukan sebatas obrolan di meja konferensi yang tidak pernah di realisasi. *Galuh * (Media Center : Perkumpulan SKALA, Green Press, Latin dan Kemitraan)