Jakarta,Greenpress-Kapal Rainbow Warrior milik kelompok pencinta lingkungan Greenpeace sejak Kamis (22/11) lalu berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal ini sengaja datang ke Indonesia untuk membantu kampanye penyelamatan hutan dan iklim.
Kedatangan “Prajurit Pelangi” itu untuk mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera menyelamatkan hutan Indonesia dengan cara memberlakukan moratorium atas deforestasi dan meninjau perundang-undangan, tata kelola dan penegakan hukum. Spanduk besar bertuliskan “Selamatkan hutan, selamatkan iklim kita” dibentangkan di bagian atas dek kapal.
Greenpeace meminta pemerintah Indonesia untuk berjuang menghentikan aktivitas pembukaan hutan yang berdampak terhadap perubahan iklim global. Mereka juga agar pelaku illegal logging ditindak tegas dan tidak melindunginya. “Kita minta pemerintah menghentikan penebangan hutan untuk kepentingan apa saja. Seperti untuk perkebunan kelapa sawit dan lainnya. Ini yang kita berharap berhasil” kata Bustar Maitar, Forest Solution Campaigner saat ditemui di Tanjung Priok.
Menurutnya, pengembangan perkebunan kelapa sawit sampai hutan dan lahan gambut menjadi ancaman serius bagi iklim Global dan sisa hutan Indonesia.”Salah satu penyebab kerusakan hutan di Indonesia adalah perkebunan sawit dan lahan gambut,”kata Bustar.
Selama berlabuh di Tanjung Priok, masyarakat Jakarta diperkenankan berkunjung di kapal Rainbow Warrior sambil menyaksikan pameran lingkungan yang digelar diatas kapal yang sangat terkenal dengan aksi kreatif penyelamatkan lingkungan yang dilakukan oleh para awaknya itu. “Kami ingin menyampaikan pesan penyelamatan hutan di Riau ke publik Jakarta,”tutur Bustar pada sejumlah wartawan.
Rainbow Warrior yang memiliki panjang 55,2 meter mengangkut 26 aktifivis lingkungan dari berbagai negara seperi Australia, Selandia Baru, Belanda, Turki termasuk 4 aktivis lingkungan asal Indonesia. Menurut Bustar, kapal Rainbow Warrior akan segera meninggalkan Jakarta pada hari Selasa (27/11) dan melanjutkan perjalanan menuju pulau Bali guna menghadiri Konferensi Perubahan Iklim (UNFCCC).(Marwan Azis)