Jakarta, Greenpress-Para aktivivis Lembaga Swadaya Masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Bali akan ikut meramaikan konferensi perubahan iklim (Global Warming Conference) di Bali bulan depan. Mereka tengah menyiapkan gelar Parade Budaya untuk Keadilan Iklim.“Akan kami gelar bersamaan dengan konferensi nanti,” kata Ngurah Termana, koordinator koalisi, Jum’at (22/11).
Parade berupa pagelaran seni budaya tradisional hingga musik rock and roll. “Intinya , kami ingin memberi suara alternatif agar Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak bersifat elitis. “Suara kami mewakili rakyat Bali” tegasnya.
Koalisi Masyarakat Sipil merupakan gabungan dari berbagai kelompok sipil di Bali seperti Walhi Bali, Mitra Bali, Yayasan Wisnu, Kalimajari, PPLH, Sloka Institute, Taman 65, mahasiswa, pelajar, dan berbagai kelompok lain. Koalisi ini dibentuk untuk memberi suara pada hiruk pikuk Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim nanti.
Acara akan digelar di Lapangan Puputan Renon Denpasar. Dalam acara sehari penuh ini akan dibacakan Deklarasi Masyarakat Sipil Bali yang salah satunya menawarkan agar Hari Raya Nyepi bisa digunakan sebagai momen internasional untuk mengistirahatkan bumi.
Ada kesenian tradisional Bali seperti joget bumbung dan bondres. Ada pula band-band seperti Naviculla, Ed Eddy & Resedivis, Joni Agung, Nanoe Biroe, Balawan,
dan lain-lain yang mewakili berbagai aliran musik dari rock, pop, jazz, hingga reggae. Sejumlah seniman dari berbagai daerah di Indonesia pun akan hadir. Bahkan
ada pula penampilan khusus dari Indian Cultural Center di Bali.
Parade itu semakin lengkap karena akan diikuti pula dengan Pasar Rakyat yang akan diisi berbagai produk murah yang dihasilka berbagai kelompok masyarakat. “Parade ini sekaligus sebagai tempat alternatof bagi seluruh kelompok sipil di Bali yang ingin
berkontribusi pada isu perubahan iklim,” kata Direktur Eksekutif Daerah Walhi Bali Ni Nyoman Sri Widiyanti.(Rofiqi Hasan/Tempo)