Untuk apa kita nge-blog? Apa arti penting blog itu?
Begitulah beberapa pertanyaan yang sering saya dapat dari beberapa teman.
Karena tak bisa langsung menjawab pertanyaan itu, biasanya saya balas bertanya, “Kenapa sampean menanyakannya?”
Biasanya pula, kalau saya sudah mengeluarkan jurus pamungkas mengelak dari pertanyaan seperti itu, mereka cuma bisa tertawa ngakak.
Salah seorang teman lalu mengatakan, “Soalnya, saya nggak habis pikir, Mas. Kok, ya, bisa-bisanya para blogger itu saling berhubungan, meskipun mereka tak pernah bertemu muka. Bagaimana mereka bisa asyik ngobrol tentang apa saja via Internet? Apa yang menyatukan mereka? Apa yang membuat mereka saling percaya?”
Dia bertanya begitu karena melihat ada fenomena solidaritas di kalangan blogger. Mereka kerap tolong-menolong, meski belum saling mengenal atau bahkan bertemu muka. Begitu ada kabar seorang blogger tertimpa musibah, misalnya, seorang blogger pasti segera mengontak para blogger lain untuk saweran uang sekadar meringankan beban tagihan.
Seorang blogger pernah bercerita, ketika istrinya melahirkan, mendadak ada rombongan blogger yang datang ke rumah sakit dan menyumbangkan sedikit uang persalinan. “Padahal saya belum pernah bertemu mereka langsung, melainkan hanya saling berbalas kunjungan di blog,” katanya.
Saya punya pengalaman lain. Pekan lalu anak sulung saya sakit gigi sampai bengkak pipinya karena infeksi. Meski sudah ke dokter gigi, bengkaknya tak kunjung sembuh.
Dalam kebingungan, saya teringat pada seorang blogger yang kebetulan berprofesi sebagai dokter gigi dengan spesialisasi bedah mulut. Kebetulan kami sering berbalas kunjungan di blog. Saya lalu mengontak dia melalui Yahoo! Messenger untuk berkonsultasi tentang kasus anak saya itu.
Sambutannya sungguh luar biasa. Ia bukan hanya menjelaskan panjang-lebar cara menangani bengkak akibat infeksi di mulut, ia bahkan memberikan nomor telepon selulernya yang bisa dihubungi selama 24 jam tiap hari untuk berkonsultasi. Gratis. “Sesama blogger kan bersaudara, Mas,” begitu katanya melalui telepon.
Saya kagum pada ketulusan bantuannya. Dia benar-benar dokter yang luar biasa. Berkat informasinya, anak saya berangsur membaik.
“Begitulah asyiknya pergaulan di ranah blog,” kata seorang teman. Hanya gara-gara sering bertemu di ranah blog, mereka bahkan bisa membentuk komunitas, formal ataupun nonformal.
Di bawah payung komunitas yang cair itu, mereka bertemu (kopi darat), saling mengenal, lalu terjalin solidaritas. “Bayangkan seandainya solidaritas para blogger itu menular ke komunitas yang lebih luas, Mas,” kata teman saya. “Mungkin tak perlu terjadi apa yang disebut … apa namanya itu … konflik horizontal.”(Wicaksono/blogtempo)