Ketika aksi demontrasi ribuan biksu dan masyarakat Myanmar berakhir
rusuh, Ko-Htike warga Myanmar yang tinggal di London, menerbitkan di
blog-nya berita-berita terbaru dari negaranya. Isi blognya, baik
tulisan, foto maupun video jauh berbeda dengan informasi yang
diwartakan media-media mainstream. Ia bahkan memrotes berita BBC yang
menyebutkan bahwa sekitar 200 biksu ditahan oleh junta militer.
“Yang terjadi jauh lebih buruk,” tulis Ko-Htike. Ia baru saja menerima
telepon dari saudara perempuannya di Myanmar yang menceritakan tentang
penyerbuan tentara ke sebuah biara dekat kota Yangon. “Serombongan pasukan tentara menyerbu sebuah biara yang dihuni sekitar 200 biksu. Tentara-tentara itu memerintahkan para biksu untuk berbaris dan membenturkan kepala mereka satu per satu ke dinding biara. Satu persatu para biksu yang cinta damai itu jatuh ke tanah sambil
berteriak kesakitan. Kepala biara digantung di tengah komplek biara
dan disiksa sampai mati,” tulis dia.
“Ditahan bukanlah kata yang tepat. Mereka telah disiksa sampai mati,”
tegas Ko-Htike yang membubuhkan enam tanda seru di akhir kalimatnya.
Ia juga menerbitkan gambar mayat seorang biksu yang terbenam di lumpur
dengan tubuh memar.
Foto-foto lain yang ditampilan dalam blognya menggambarkan kekacauan
di kota Yangon. Masyarakat dan tentara bersenjata lengkap saling
berhadap-hadapan. Sejumlah foto menampilkan gambar korban penyiksaan
oleh tentara. Beberapa foto terlihat tidak jelas dan buram. Namun,
foto-foto yang diambil dengan penuh risiko itu mereprentasikan
kekuatan penolakan masyarakat Myanmar terhadap junta militer yang
berkuasa di sana.
Blog Ko-Htike hanyalah satu dari sekian situs di internet yang
menginformasikan kekacauan di Myanmar. Namun, situs ini menjadi
rujukan utama perkembangan berita di Myanmar.
Kepada situs BBC, Ko-Htike mengungkapkan, ia memiliki 10 orang teman
di sejumlah lokasi di Myanmar. Mereka mengirim laporan kepadanya
melalui internet. Kadang melalui email kadang melalui telepon. Di
telepon, karena keterdesakan waktu, kerap mereka hanya menyebut link
di internet tempat mereka menyimpan informasi untuk diterbitkan di
blog Ko-Htike.
Aktivitas Ko-Htike mengingatkan kita pada Salam Pax, nama samaran
blogger Irak berusia 29 tahun, yang membagikan kesaksiannya saat
jam-jam pertama ketika bom tentara AS melumatkan gedung-gedung di
sana. Ia menuliskan semua yang ia saksikan dalam blognya
dear_raed.blogspot. com. Seperti juga Ko-Htike, blog Salam Pax dikutip
berbagai media.
Kekuatan baru
Ko-Htike lagi-lagi menegaskan pada kita tentang dampak sebuah blog.
Tak bisa dipungkiri bahwa blog merupakan kekuatan baru dunia
informasi. Medium baru ini telah membuka ruang bagi seluruh warga
dunia untuk berkontribusi dalam arus informasi global. Informasi
bukan lagi monopoli media-media mainstream. Suara para blogger tidak
bisa lagi diabaikan.
Bayangkan, di Myanmar masyarakat yang memiliki akses internet hanya
0,56 persen dari populasi penduduk. Tapi, dalam peristiwa kerusuhan
kemarin, sepak terjang mereka berhasil membuka mata dunia tentang apa
yang sesungguhnya terjadi di sana. Junta militer bahkan harus memutus
seluruh jaringan internet untuk membungkam mereka. Junta telah kalah
dalam perang telekomunikasi dengan orang-orang yang melek teknologi
yang jumlahnya tidak mencapai satu persen dari populasi penduduk
negara itu.
Berbeda dengan Myanmar, di Amerika para blogger sudah memiliki posisi
tawar yang solid. Pemerintah maupun masyarakat di sana menyadari
kekuatan medium baru ini dalam membentuk opini publik. Negeri adidaya
itu mencatat sejarah ketika untuk pertamakalinya memberikan kartu pers
kepada dua orang blogger guna meliput pengadilan federal dalam kasus
mantan kepala staf Gedung Putih, Lewis “Scooter” Libby.
Baru-baru ini juga diberitakan, Presiden Bush mengundang 10 blogger
untuk sebuah wawancara khusus mengenai isu-isu milter. Lepas dari
seluruh kritik atas pilihan blogger yang diundang, Gedung Putih
menyadari bahwa suara-suara manusia maya di blog perlu dirangkul
sebagai salah satu saluran penyebaran informasi.
Kehadiran blog atau weblog adalah isyarat lahirnya sebuah kekuatan
baru media. Tidak ada data yang pasti berapa jumlah blog di internet.
Technorati, lembaga penelusur blog, mengungkapkan, jumlah blog
bertambah dua kali lipat setiap bulan. Sementara, setiap hari tercipta
lebih dari 70 ribu blog baru di seluruh dunia.
Bagaimana di Indonesia? Berita yang mengejutkan tentang aktivitas
ngeblog di negeri ini datang dari Majalah Business Week yang
memasukkan Jakarta dalam 30 kota yang aktivitas ngeblog-nya tinggi.
Memerhatikan koneksi internet di Indonesia yang relatif masih mahal
dan kecil bandwithnya kita bisa melihat bahwa ada antusiasme yang
tinggi pada masyarakat Jakarta untuk berkiprah di jagad maya.
Kabar lain datang dari lembaga penyedia layanan blog Word Press.
Disebutkan, dalam statistik bulan Juni, setelah bahasa Inggris, bahasa
Indonesia berada dalam urutan ketujuh bahasa yang paling banyak
digunakan di situs ngeblog itu.
Memang belum ada penelitian yang pasti berapa pemilik blog di Indonesia. Enda Nasution, yang mendapat julukan sebagai bapak blogger Indonesia, memerkirakan jumlah blog di Indonesia sudah mencapai angka 130 ribu, bahkan diperkirakan lebih dari itu. Pertanyaannya, dimanakah mereka?
Pada 27 Oktober mendatang, sejumlah blogger terkemuka di Indonesia berinisiatif menggelar acara Pesta Blogger 2007. Ini merupakan acara kumpul-kumpul blogger berskala nasional yang pertama di Indonesia. Acara yang menggusung tema “Suara Baru Indonesia” ini dimaksudkan sebagai wadah pertemuan dan diskusi bagi para blogger untuk bersama-sama menciptakan iklum ngeblog yang positif di Indonesia.
Lebih dari 200 blogger Indonesia bakal hadir dalam acara ini. Kita tunggu saja kiprah suara baru indonesia ini.(J Heru Margianto/Kompas)