Jakarta, GhaboNews – Peta bumi terbaru versi “Times Atlas” yang diterbitkan Minggu (2/9), menampilkan edisi “rupa” planet ketiga tata surya setelah mengalami fenomena perubahan iklim.
Peta ini banyak direvisi, dan para pembuat atlas telah menggambar ulang kawasan pesisir pantai dan mengklasifikasikan ulang sejumlah wilayah yang memang sekarang sudah berubah kondisi geografisnya.
Times Atlas terakhir kali mempublikasikan peta tahun 2003, dan dalam waktu hanya tiga tahun tercatat banyak perubahan. Salah satu contohnya adalah Danau Chad di Afrika, yang sudah mengecil 95 persen dibandingkan tahun 1963.
“Kini kita bisa benar-benar melihat bencana alam sudah di depan mata,” kata Mick Ashworth, editor atlas.
Mike mengatakan, “Kita punya waktu yang sangat singkat sebelum lokasi-lokasi geografis yang unik lenyap untuk selamanya.”
Mick juga menjelaskan, beberapa lokasi mengalami perubahan permukaan seperti Bangladesh.
Permukaan air laut naik 3 milimeter per tahun, dan ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan di pesisir pantai.
Beberapa perubahan disebabkan oleh pola pengairan, seperti yang terjadi di Laut Aral di Asia Tengah yang menyempit hingga tersisa 75 persen selama 40 tahun terakhir.
Mick menyebutkan air di Laut itu menyusut karena airnya digunakan oleh petani di sekitar untuk menanam pohon kapas.
Edisi Atlas Dunia ini adalah edisi ke-12, dan yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1895.
Sejak pertama kali diterbitkan, atlas ini telah memuat 20.000 revisi pembaruan dan sekitar 3.500 di antaranya perubahan nama.
Selain menampilkan gambar permukaan Bumi, atlas ini juga menyajikan informasi sosial dan demografi.